Peran aktifitas outdoor
Pendidikan Luar Kelas (Outdoor education)
Pendidikan luar
kelas merupakan salah satu dimensi dalam pendidikan jasmani, di mana melalui
program kegiatan ini diharapkan konsep diri siswa dapat dibentuk. Pengalaman
semacam memanjat, merangkak, bergelantungan, dan berayun di alam bebas, yang
merupakan bagian dari progam petualangan akan mampu meningkatkan rasa percaya
diri siswa. Pengalaman semacam ini dapat memenuhi kebutuhan psikis anak akan
‘rasa berhasil mengatasi rintangan’. Alam sebagai media pendidikan adalah suatu
sarana efektif untuk meningkatkan pengetahuan dan mengembangkan pola pikir
serta sikap mental positif seseorang. setidaknya memuat 3 konsep utama, yaitu
konsep proses belajar, aktivitas luar kelas dan lingkungan.
1.
Konsep Proses Belajar
Belajar
melalui aktivitas luar kelas adalah proses belajar interdisipliner melalui satu
seri aktivitas yang dirancang untuk dilakukan di luar kelas. Pendekatan ini
secara sadar mengeksploitir potensi latar alamiah untuk memberi kontribusi
terhadap perkembangan fisik, keterampilan sosial, dan pengetahuan budaya, serta
perkembangan emosional dan intelektual

Aktivitas Outdoor
dapat menjadi tempat yang menunjang bagi berbagai kesempatan belajar bagi
anak-anak. Namun, bagi kebanyakan anak, peran terpenting aktivitas outdoor adalah
untuk merangsang perkembangan dan pengetahuan fisik. Melalui kegiatan fisik,
anak-anak juga mendapat kesempatan untuk menjadi lebih sosial, mempelajari
peraturan-peraturan, belajar kemandirian, mengembangkan rasa percaya diri,
mengembangkan intelektualnya, dan belajar menyelesaikan permasalahan yang
muncul. Sebuah program yang terencana untuk latihan fisik ini merupakan bagian
penting dari program masa anak-anak.
Lingkungan outdoor
lebih banyak merangsang aktivitas otot. Alam terbuka yang bebas lebih banyak
menawarkan kesempatan secara alamia untuk berlari, melompat, dan menggerakan
seluruh tubuh dengan bebas. Kemampuan motorik kasar dan halus juga dapat
terkembangkan sesuai dengan tahap perkembangan mereka.
Manfaat lain dari
bermain di luar adalah anak-anak menjadi tahu dan mengenal reaksi tubuh
mereka sendiri saat bekerja dalam ruangan dan membandingkannya dengan situasi
ketika beraktivitas di luar.
b.
Perkembangan Keterampilan Sosial dan Pengetahuan Budaya
Lingkungan di luar
ruangan secara alamia mendorong interaksi di antara sesama anak ataupun di
antara orang dewasa dan anak-anak. Dengan interaksi ini maka keterampilan
sosial mereka dapat terkembangkan Beberapa anak yang pendiam ketika berada
dalam ruangan, sangat mungkin akan lebih mudah
bergaul ketika berada di luar ruangan.
bergaul ketika berada di luar ruangan.
Sementara itu,
dengan bermain di lingkungan terbuka, anak-anak dapat belajar mengenal
lingkungan masyarakat terdekatnya. Mereka dapat mengunjungi tempat wisata,
museum, rumah yatim piatu, rumah sakit, dan lain-lain. Dengan acara kunjungan
ini anak-anak dapat mengembangkan sikap empati serta mengenal fungsi dan
manfaat lingkungannya. Ia juga dapat mempelajari dan mengenal kondisi
sosial-budaya masyarakatnya. Ia dapat melihat, mengamati, mendengar pembicaraan
orang lain, mengenal ketika berhadapan dengan orang lain, bertanya dan mencoba
perlengkapan yang ia temui. Ia juga dapat belajar berempati dan ikut merasakan
kondisi yang berbeda saat ia mengunjungi tempat tinggal anak-anak berkebutuhan
khusus atau rumah yatim piatu.
c. Pekembangan
Emosional
Permainan
di luar ruangan banyak memberikan peluang dan tantangan baru bagi anak.
Permasalahan yang dihadapi relaif lebih konpleks dari hari ke hari. Bagi anak
hal ini dapat menjadi pembelajaran yang baik. Dengan menguasai banyak tantangan
yang dihadapi di luar membuat anak-anak lebih mengembangkan rasa percaya dirinya
yang positif. Anak-anak berhasil mengatasi ketakutan dan ketegangannya saat ia
berada di puncak perosotan dan kemudian bebas meluncur. Ia telah berhasil
menciptakan rasa aman dalam dirinya ketika menghadapi perosotan.
Pengalaman-pengalaman seperti ini akan menumbuhkan kepercayaan dirinya, dimana
mereka menyadari apa yang bisa dilakukan oleh tangannya sendiri, dan bagaimana
mereka berhasil mengendalikan gerakan tubuh mereka.
d.
Perkembangan Intelektual

Di luar ruangan
anak-anak melakukan proses belajar melalui interaksi langsung dengan
benda-benda ataupun ide-ide. Lingkungan di luar ruangan memberi kesempatan
kepada guru untuk membantu anak dan menguatkan kembali konsep-konsep yang telah
dipelajari sebelumnya dengan contoh yang lebih konkret dan nyata (real),
seperti benda-benda bersejarah, atribut lalu lintas, dan lain-lain. Melaui
kegiatan ini, selain kemampuan pengamatan dan intelegensi yang terkembang,
mereka juga sangat menyukai aktivitas tersebut.
2. Contoh
Aktivitas Luar Kelas
Pendekatan ini menggunakan
kehidupan di luar ruangan dan kegiatan berkemah, yang memberikan banyak
kesempatan bagi siswa untuk memperoleh dan menguasai berbagai bentuk
keterampilan dasar, sikap dan apresiasi terhadap berbagai hal yang terdapat di
alam dan kehidupan sosial. Bentuk-bentuk kegiatan luar kelas, beberapa
diantaranya adalah sebagai berikut; berkemah, menjelajah, mendaki gunung dan
lain-lain.
a.
Perkemahan
Berkemah adalah
sebuah kegiatan rekreasi di luar ruangan. Kegiatan ini umumnya dilakukan untuk
beristirahat dari ramainya perkotaan, atau
dari keramaian secara umum, untuk menikmati keindahan alam. perkemahan yang baik, maka prosedur yang
harus ditempuh adalah: persiapan, pelaksana, acara, Pelaksanaan, penyelesaian,
evaluasi.
b.
Penjelajahan
Aktivitas luar kelas
merupakan aktivitas belajar yang cukup menyenangkan apabila dirancang dengan
baik dan benar. Salah satu bentuk aktivitas luar kelas adalah penjelajahan
lingkungan, baik di sekitar sekolah maupun di luar sekolah.
Agar pelaksanaan
penjelajahan dapat berjalan dengan baik, aman dan nyaman, dibutuhkan
perencanaan yang baik pula. beberapa langkah dalam menyusun rencana kegiatan.
1)
Rancangan kegiatan penjelajahan;
a)
Peninjauan langsung lapangan (survei lokasi)
b)
Keadaan medan tempat penjelajahan
c)
Keamanan (gangguan binatang buas, alam dan manusia).
d)
Perizinan penjelajahan pada instansi terkait.
e)
Kedekatan pada tempat berbelanja (pasar, warung, dan lain-lain)
f)
Hubungan dengan aparat pemerintah setempat.
g)
Kemungkinan dilaksanakan kegiatan bakti sosial
Ø Perkiraan waktu;
a)
Lama penjelajahan
b) Hari
dan tanggal penjelajahan
c)
Pembuatan laporan penjelajahan
Ø Penentuan lokasi

a)
Lokasi memiliki pemandangan yang indah dan nyaman untuk kegiatan,
b)
Lokasi tersebut terjaga keamanannya, baik itu dari binatang buas maupun dari gangguan keamanan lainnya,
c)
Lokasi tidak terletak di tempat yang membahayakan, seperti di pinggir jurang
atau sering dilanda banjir atau longsor.
Ø Penentuan biaya
Biaya-biaya
yang diperlukan untuk pelaksanaan kegiatan ditentukan sebelumnya. Hal ini untuk
memperlancar pelaksanaan kegiatan.
Pembagian tugas
a)
Ketua kelompok (bertugas memimpin dan bertanggung jawab terhadap kelompoknya)
b) Seksi
keamanan (menjaga dan memantau keamanan peserta)
c)
Seksi P3k (bertanggung jawab terhadap obat-obatan untuk pertolongan pertama
pada kecelakaan).

Sukses
tidaknya penjelajahan ditentukan oleh persiapan sebelumnya meliputi:
a)
Persiapan mental peserta
b)
Persiapan fisik peserta
c)
Peralatan dan perlengkapan
c.
Mendaki gunung (Hiking)

Tujuan hiking
yaitu:
1)
Mendekatkan diri kepada Tuhan Yang Maha Esa,
2)
Mengagumi keindahan tanah air sendiri,
3)
Mengendalikan ketegangan jiwa dan raga dari kreasi yang terus menerus, diganti
dengan kreasi yang baru,
4)
Menambah kesegaran jasmani dan kesehatan,
5)
Mendapatkan ketenangan batin dan pikiran,
6)
Mengokohkan kerja sama dan mempertebal keakraban serta persaudaraan, dan
7)
Memperkuat diri dan ulet dalam menghadapi tantangan.
3. Konsep Lingkungan
Konsep lingkungan
merujuk pada eksplorasi ekologi sebagai andalan mahluk hidup yang saling
tergantung antara yang satu dengan yang lain. Tujuan utama program ini adalah
untuk menjelaskan fungsi kita dalam alam semesta dan menunjukkan bagaimana
menjaga kualitas lingkungan alam untuk kepentingan sekarang dan masa yang akan
datang.
suatu sekolah dapat
memanfaatkan guru atau sekolah lain sebagai sumber belajar. Semua stakeholder sekolah
yang mencakup guru, siswa, karyawan, masyarakat, pengguna lulusan, dinas yang
membawai dapat dimanfaatkan sebagai sumber belajar.
a.
Lingkungan alam
Lingkungan alam atau
lingkungan fisik adalah segala sesuatu yang sifatnya alamiah, seperti sumber
daya alam (air, hutan, tanah, batu-batuan), tumbuh-tumbuhan dan hewan (flora
dan fauna), sungai, iklim, suhu, dan sebagainya.
Lingkungan alam
sifatnya relatif menetap, oleh karena itu jenis lingkungan ini akan lebih mudah
dikenal dan dipelajari oleh anak. Sesuai dengan kemampuannya, anak dapat
mengamati perubahan-perubahan yang terjadi dan dialami dalam kehidupan
sehari-hari, termasuk juga proses terjadinya
b. Lingkungan sosial
Selain lingkungan
alam sebagaimana telah diuraikan di atas jenis lingkungan lain yang kaya akan
informasi bagi siswa yaitu lingkungan sosial.
Hal-hal yang bisa
dipelajari oleh siswa dalam kaitannya dengan pemanfaatan lingkungan sosial
sebagai sumber belajar ini misalnya:
1)
Mengenal adat istiadat dan kebiasaan penduduk setempat di mana anak tinggal.
2)
Mengenal jenis-jenis mata pencaharian penduduk di sektiar tempat tinggal dan
sekolah.
3)
Mengenal organisasi-organisasi sosial yang ada di masyarakat sekitar tempat
tinggal dan sekolah.
4)
Mengenal kehidupan beragama yang dianut oleh penduduk sekitar tempat tinggal
dan sekolah.
5)
Mengenal kebudayaan termasuk kesenian yang ada di sekitar tempat tinggal dan
sekolah.
6)
Mengenal struktur pemerintahan setempat seperti RT, RW, desa atau kelurahan dan
kecamatan.
Pemanfaatan lingkungan
sosial sebagai sumber belajar dalam kegiatan pendidikan untuk siswa sebaiknya
dimulai dari lingkungan yang terkecil atau paling dekat dengan anak.
c.
Lingkungan budaya
Di samping
lingkungan sosial dan lingkungan alam yang sifatnya alamia, ada juga yang
disebut lingkungan budaya atau buatan yakni lingkungan yang sengaja diciptakan
atau dibangun manusia untuk tujuan-tujuan tertentu yang bermanfaat bagi
kehidupan manusia. Anak dapat mempelajari lingkungan buatan dari berbagai aspek
seperti prosesnya, pemanfaatannya, fungsinya, pemeliharaannya, daya dukungnya,
serta aspek lain yang berkenan dengan pembangunan dan kepentingan manusia dan
masyarakat pada umumnya.
SEASON
TANYA JAWAB
SEASON 1
1
. apakah aktivitas outdoor dan indoor kualitasnya itu sama ??
Ditanyakan oleh : samsuri
Jawab : sebenarnya kualitas aktivitas
tersebut sama baiknya tergantung pada situasi dan kondisi serta jenis aktivitas
apa yang akan di lakukan
Di jawab oleh :zulhan abdi a
2
. menggapa anak pendiam lebih mudah bergaul diluar ruangan ??
Ditanyakan oleh : m.arrofi
Jawab : karna kebanyakan orang dengan sifat
pendiam lebih cenderung memiliki rasa penasaran yang lebih tinggi sehingga
membuatnya lebih mudah bergauluntuk mencari hal hal baru
Di jawab oleh : zulhan abdi a
3
. apakah aktifitas outdoor dapatmerubah karakter
Di tanyakan oleh : jannati royaning tias
Jawab: jawabanya klasik bias ya bias juga
tidak karena untuk mengubah karakter yang dibutuhkan bukan hanya aktivitasnya saja
tapi juga keinginan yang kuat untuk mengubah diri mejadi lebih baik,tapi di
kebanyakan kasus yang serupa itu bisa misalkan dari orang yang pendiam, kuper,
penakut, bisa berubah menjadi lebih aktiv periang , gaul, pemberani dll.dan
itupun perlu proses tidak bisa secara instant
Di jawab oleh : zulhan abdi a
SEASON 2
1
. aktivitas outdoor apa sajakah yang dapat mengubah emosional..?
Di tanyakan oleh : imam syafi’i
Jawab : aktivitas outdoor yang dapat
mengubsh emosional adalah aktivitas outdoor yang menantang, seperti panjat
tebing, surfing,flyingfox, serta aktivitas outdoor yang menyenangkan.
Di jawab oleh ; taufik nurockhman
2
. apa yang dimaksud belajar interdisiplinear..?
Di tanyakan oleh : m.aldin wiryo adi winoto
Jawab : belajar interdisiplinear adalah
beberapa gabungan perilaku disiplin yang ada di dalam diri seseorang.
Di jawab oleh : sonhaji aji saputra
3.
bagaimana sikap anda jika anda mengalami
masalah yang ketika mengikuti aktifitas outdoor masalahnya terlupakan dan
setelah berhenti mengikuti aktifitas outdoor teringat kembali ?
Di pertanyakan oleh : dennis apri s.d
Jawab : menurut kami aktifitas outdoor
bukanlah obat permanen untuk mengatasi
masalah tapi hanya sebagi obat sementara karena suatu saat bisa kambi\uh lagi
karaena pada dasarnya masalah ini bisa di obati secara permanen bila ada
kemauan, semua orang bisa sembuh tapi tidak semua orang mempunyai keinginan
yang kuat untuk sembuh.
Di jawab oleh : zulhan abdi a
Kesimpulan
Dari uraian di atas
dapat disimpulkan bahwa Outdoor education dijadikan sebagai alternative
baru dalam meningkatkan pengetahuan dalam pencapaian kualitas manusia serta dapat belajar lebih banyak mengenai
lingkungan fisik dan pentingnya kekayaan alam, kontribusi dan apresiasi
terhadap aktivitas di luar ruang akan memperkaya dan meningkatkan kualitas
hidup, kualitas hidup yang dimaksud akan membentuk mereka menjadi warga negara
yang baik. Kualitas yang akan berkembang seperti: memiliki rasa tanggung jawab,
memiliki jiwa kepemimpinan, mampu bekerja sama, dan jujur, Mereka akan
memberikan apresiasi yang lebih baik terhadap pentingnya kesehatan dan kebugaran,
Kecintaan untuk bertualang, yang biasanya sangat digemari oleh anak-anak dan
remaja, akan tersalurkan melalui kegiatan luar kelas, Siswa dirangsang untuk
belajar tentang segala sesuatu yang terdapat di alam dan melihat serta dapat
mengkaitkannya dengan materi pelajaran di kelas, Siswa belajar untuk
mengandalkan kemampuannya sendiri dalam mempraktekkan aturan, dapat meningkatkan kebugaran jasmani. Alam sebagai media pendidkan
adalah suatu sarana efektif untuk meningkatkan pengetahuan dan mengembangkan pola
pikir serta sikap mental positif seseorang.
No comments:
Post a Comment